Cerpen

CINTAKU BERSEMI DI KELAS Tahun ajaran telah dimulai, siswi kelas X.1 yang periang, baik, mudah bergaul juga pintar, teman-temannya biasa memanggil dengan sebutan “ TRI ”. Maklum saja, ia anak ketiga dari lima bersaudara. Dari sifatnya itu banyak teman-teman yang menyukainya. Tak dipungkiri para kaum adam. Sampai-sampai Tri terkadang risi dengan kelakuan mereka yang selalu mengganggunya ketika di sekolah. Hari berganti hari, seorang lelaki datang menghampiri meja Tri. Ya, ia Wisnu teman sekelasnya. Dia menanyakan nomor handphone dan juga nama facebook. Tanpa pikir panjang Tri lantas memberikannya. Menurutnya mungkin Wisnu ingin berteman dengannya dan mengenalnya lebih jauh. Pada waktu itu kurang begitu akrab dengan teman lelaki sekelasnya. Setiap harinya Wisnu selalu memperhatikan Tri. Tri tidak pernah menyadari hal itu. Wisnu sangat baik terhadap Tri. Apapun yang Tri butuhkan pasti ia selalu ada untuk membantunya. Dia dan teman lelaki lainnya sering kirim sms, tetapi Tri jarang membalasnya. Bagaimana tidak, Tri terkadang malas untuk memegang HP. Berbeda dengan gadis lainnya, Tri termasuk gadis yang cuek terhadap HP. Ia pegang HP jika, malmingan saja. Menyimpan HP pun disebarang tempat, terkadang keluarganya memarahi Tri karena kebiasaan buruknya itu. Awal liburan semester I, perhatian Wisnu terhadap Tri berkurang. Yang biasanya sms terus sekarang jarang, malah hampir tidak pernah. Mungkin ia jenuh dengan sikap Tri yang terlalu dingin kepalanya. Di liburan itu seperti biasa Tri tak terlalu peduli dengan HPnya. Mengaktifkanpun bagaimana moodnya pada saat itu, kadang 2-3 hari sekali.  Awal masuk semester II, teman-teman terdekat Wisnu mengetahui Wisnu menyimpan rasa terhadap Tri. Tri tahupun dari mereka. Karena mereka mulutnya ember so anak sekelas tahu semua. Pada saat itu Tri malu karena olok-olok mereka yang berlebihan.  Obrolan Tri dan Tyas di saat istirahat “ Tri, waktu malam apa ya itu tuh aku kan ngeshare sms ke semua anak cowok X.I. Terus aku smsan sama ivan.” “ Oh ya Tyas? Terus? ” “ Ya aku nanya ke dia, sekarang lagi suka sama siapa. Katanya ada anak X.I ” “Hmm... Siapa emang?” “Gak di kasih tahu, tapi menurut aku yang ia maksud itu kamu ” “ Mana mungkin, orang kami kan kurang deket ” “ Ya gak tahu. Kalau cinta tuh tidak mengenal kata deket atau tidak ” “ Hahaha, bisa saja kamu ini Yas “ Dari kejadian itu, Tripun jadi sering sms-an dengan anak anak X.1. Tapi tetap seperti biasa kalau malming saja. Jika Tri sedang sms-an dan ketika ia menge-share ke anak X.1 yang sering membalas ya Ivan dan Wisnu. Karena sering sms-an, akhirnya ia dekat dengan Ivan. Dalam obrolan sms mereka Tri bertanya, “ Van, kamu punya adik berapa ? “ “ 2. Kamu ? “ “ Wah sama. Namanya siapa saja ? “ “ Bima dan Tesya “ “ Oh, kelas berapa mereka ? ” “Bima 1 SMP. Tesya masih umur 4 tahun “ “ Oh, yang cewek pasti lagi lucu – lucunya ya? “ “ Ya begitulah. Tapi sebelnya suka berantakin rumah “ “ Hahaha.. Namanya juga anak kecil. Salamin yak e Tesyanya. Oh iya, boleh minta nomor HPnya Bima?” “ Iya siip. Nanti dikirim “ Setelah diberi oleh Ivan, akhirnya Tri sms-an dengan Bima. Mereka berdua lumayan akrab, seperti sudah kenal lama. Tri berniat hanya untuk menjalin tali persaudaraan, bukan untuk mencari jalan untuk dekat dengan Ivan. Tri bercerita kepada Tyas tentang kedekatannya dengan Bima. Kata Tyas. “ Hmm... Sepertinya ada something deh “ “ Apa sih Yas, aku Cuma ingin punya banyak teman saja. “ “ Sekarang deket dengan adiknya nanti sama abangnya “ “ Hahaha..... Gak lah. Ada-ada saja kamu ini. “  Malam itu malam sabtu, Wisnu sms Tri. Tetapi tidak dibalas karena saat itu Tri tidak punya pulsa. Wisnupun lantas menelponnya dan berkata “ Nenk, ada yang aku bicarakan “ “ Hmm.... Apa emang? ” “ Sebenernya aku ada rasa sama kamu “ “ Rasa? Rasa cinta? “ “ Ya. Terus Nenk jawabnya apa? “ “ Beri Nenk waktu yaa, nanti besok di sekolah jawabannya “ “ Iya “ Besoknya Tri tidak menjawab, karena sabtu itu sedang bersih-bersih. Menurutnya momentnya itu kurang tepat. Malamnya Wisnu bertanya lagi, “ Nenk kapan dijawabnya “ “ Nanti kalau kita sekolah “ “ kan 4 hari kita libur, kelas XII nya mau TO “ “ Yang sabar aja nunggu jawabannya “ Senin, Tri ada perlu dengan Bu Heti, wali kelasnya. Ia meminta Wisnu untuk mengantarnya ke sekolah. Di perjalanan pulang, Wisnu kembali bertanya “ Nenk, jawaban untuk malam itu apa? “ “ Nu, kamu tahu tidak pacaran dalam Islam itu hukumya apa? “ “ Tidak “ “ Ih masa sih.... Haram tau!! Nah, untuk menghindari dari dosa, lebih baik kita temanan saja ya. “ “ Oh, ya udah lah iya “ “ Kamu gak marahkan “ “ Gak, tenang aja “  Suatu ketika Ivan bertanya “ Ri, jawaban kamu untuk Wisnu apa? “ Karena pada saat waktu itu semua anak sudah mengetahui tenteng hal itu. Tri menjawab “ aku tolak dia. Karena aku takut sama Allah dan aku tak mau pacaran sebelum aku lulus. Tapi aku juga gak enak sama dia, dia udah baik banget sama aku.” “ Oh.... Baguslah kalau begitu. Udah jangan terlalu kau hiraukan, dia pasti terima apapun jawaban yang kamu berikan kepadanya “ Entah mengapa semenjak sering sms-an dengan Ivan , Tri merasa nyaman. Ia selalu cerita tentang masalahnya dan meminta pendapat Ivan. Beda sekali perasaannya ketika dengan Wisnu. Di suatu maming dimana kelas XII yang Seninnya akan melaksanakan UN. Tri da Ivan malam itu kembali smsan. “ Tri, ada yang ingin aku bicarakan. “ “ Apa? “ “ Sebenernya aku suka sama kamu. Kamu orangnya baik. Tapi gak enak juga sama Wisnu terus belum tentu juga aku diterima. Itu aja yang ingin aku omongin, cuma ingin jujur sama perasaan ini. “ “ Me too, van “ “ Masa sih? Apakah iya kamu juga merasakan hal yang sama denganku “ “ Iya. Aku juga tau kamu bukan type orang yang TMT yang ingin menngkhianati teman sendiri. Apalagi kamu dan Wisnu sekelas “ “ Iya, aku sebelumnya berpikir seperti itu “ Dalam hati Tri, ia ingin sekali kalau Ivan itu nembak dia. Tetapi disisi lain ia tak enak dengan Wisnu yang begitu baik padanya. Untungnya, Tri berpendirian teguh untuk tidak pacaran dulu meskipun ia sangat menyukai Ivan teman sekelasnya.  Sewaktu akan eskul Tri berbicara kepada Tyas dan Mia tentang perasaan Ivan kepada dirinya. Tri menceritakan sampai ke tetek bengeknya juga. “ Kelihatan ko dari sikap kamu ke dia “ Ujar Tyas “ Oh ya? ? ? “ Iya, waktu aku ngomong Wisnu kamu biasa saja, tapi giliran Ivan kamu senyum. Senyum gimana gitu “ “ Iya Ri. Aku juga uah nebak dari dulu “ Sahut Mia “ Masa sih? Emang kelihatan? “ “ Banget “ “ Tapi kalian jangan bilang ke siapa-siapa, ya, takut Wisnu tau dan takut nanti dia dan Ivan jadi musuhan gara-gara aku “ “ Iya, tenang aja “ jawab Tyas  Hari itu Tri menangis karena tidak di sangka Mia menceritakan hal itu ke pacarnya. “ Mia, kamu cerita ke pacar kamu? “ “ Iya. Udahlah Ri jangan nangis. Sebaik-baiknya, serapih-rapihnya kita nyimpan rahasia pasti nanti bakal ketahuan juga “ “ Tapi kan kalau mulut kita tidak ember gak bakalan ketahuan “ “ Udahlah, Wisnunya juga udah tahu, katanya udah dari dulu kelihatan dari sikap kalian berdua terus dia ikhlas kalau kamu bahagia dengan orang yang kamu cinta “ “ Tapi, kalau nanti mereka musuhan gimana? “ “ Gak bakalan. Tenang aja “  Tri menceritakan ke teman dekatnya Ivan tenteng Wisnu telah mengetahui hubungan antara dirinya dengan Ivan. Katanya pantas sekarang mereka jadi kurang dekat, mereka jaga jarak dan jarang main bareng lagi. Semenjak kejadian itu, Tri, Ivan, dan Wisnu jadi miss contact. Mereka di kelas saling diam. Tri jarang menghabiskan waktu istirahatnya di kelas, kalau tidak duduk di kelas lain pasti di mushala. Mereka benar-benar seperti yang sedang perang dingin. Dalam hati kecilnya, Tri sangat sedih. Dia ingin seperti dulu lagi dimana mereka dekat dengan persahabatan mereka. Seiring berkalannya waktu, dengan sendirinya hubungan mereka membaik. Satu per satu dari mereka sudah mulai menyapa walau hanya sepata dua pata kata. Persahabatan mereka juga ikut membaik. Apa yang selama ini Tri harapkan setelah kejadian itupun terwujud dan ternyata semua akan indah bila sudah waktunya tiba. Meskipun diantara mereka tidak ada yang jadian, Tri tetap merasa bahagia. Dalam hatinya ia berkata “Cintaku Bersemi di Kelas”

No comments:

Post a Comment